Triologi kampus? apa itu? Membaca, Diskusi, dan Menulis. Bisa ditambah juga dengan aksi. All of something, is literation, semua itu adalah literasi. 

Why need literation? because, part of motivation to be leader, bagian dari motivasi menjadi pemimpin. 

Hal menarik jika membahas leader (pemimpin), pemimpin berhubungan dengan sumber daya manusia. 


Pemimpin jangan sampai ada istilah "pemimpin yang tidak memimpin", yang diharapkan adalah pemimpin yang memimpin. Dalam buku Q-Leadership yang tulis oleh Pak Isro (mantan Wawali Kota Bontang), menyebutkan bahwa jadilah "pemimpin yang memimpin". Disebutkan bahwa, para ahli sudah melakukan penelitian untuk mencari sosok pemimpin yang ideal, sebut saja seperti Hitler. Tapi, Hitler adalah sosok yang pandai dengan strateginya dalam peperangan tapi ia kurang disegani oleh prajuritnya. 


Semua mempunyai dalil, siapa yang pantas menjadi pemimpin yang memimpin. Minimal yang dimiliki seorang pemimpin ada tiga hal dalam move on position yaitu leader of inisiator, leader of transparancy & opened, dan komunikaotor yang sabar. 


Kemajuan dalam sebuah organisasi, instansi, ormas, daerah, bahkan negara tergantung pada leadernya, siapa leadernya?

Dalam sebuah analogical, jika anak singa dipimpin oleh seekor domba yang dungu maka apa yang terjadi? anak singa menjadi dungu seperti domba. Sebaliknya jika anak domba dipimpin oleh singa yang garang dengan penuh narasi dan wawasan tak terbatas, maka bersiap dan bisa dipastikan anak domba tersebut akan hebat seperti singa yang memimpinnya. 

Memimpin sangat simpel jika mau belajar dari pengembala kambing/domba atau bahkan sapi? Coba perhatikan! Apa yang dilakukan pengembala kepada kambing/domba atau sapi?

Pertama, pasti selalu mengarahkan dari depan. Begitu juga seorang pemimpin untuk selalu mengarahkan anggota agar bekerja dengan maksimal.

Kedua, pasti selalu menghitung jumlah kambing/domba. Kenapa? karena pengembala tidak mau kehilangan satu pun peliharaannya, begitu juga pemimpin yang harus lakukan. Hitung kehadiran jumlah anggotanya ketika rapat. Jangan hanya dibebankan kepada bidang kaderisasi, ini kurang efektif pastinya.

Ketiga, pasti selalu memberikan makan yang rutin agar badannya sehat dan semakin dewasa. Begitu juga dengan anggota, mereka butuh asupan suplemen fikriyah, ruhiyah, dan jasmaniyah. Jangan disuruh kerja terus, tanpa diberi motivasi.

Ke-Empat, pasti selalu membuka kandang kambing/domba setelah diberi makan. Kenapa? agar mereka hidup bebas dan meras tidak selalu terkekang dengan kejenuhan ruang berpikir yang gitu-gitu aja. Perlu adanya suasana baru yang dihadirkan ke mereka, misalnya ajaklah diskusi. 

Kelima, pengembalanya pasti selalu rehat dibawah pohon dan membiarkan kambing/dombanya makan sendiri-sendiri. Kenapa? Ada dua nilai yang bisa diambil yaitu: Pertama, dengan rehat bisa menilai/mengevaluasi kinerjanya sendiri dalam pengelolaan SDMnya sekaligus menentukan strategi apa yang tepat buat SDM agar berjalan dengan maksimal, bukan berlarut dengan sebuah "keluhan" SEDANGKAN yang kedua bisa mengajarkan SDM untuk MANDIRI dalam menambah ilmunya. 


Fakta dilapangan kan berbeda hari ini, banyak diberi kesempatan mengemban amanah. Malah banyak selfienya daripada menambah narasi dalam memajukan wadahnya. Akhinrya ya kalah narasi. Seakan-akan ilmu itu datang sendiri karena sudah memegang jabatan ketua, bukan begitu. Yang benar itu dengan adanya jabatan, maka ini peluang kita menambah kualitas diri kita dengan apa yang kita jabat hari ini. 

أَلاَ كُلُّكُمْ رَاعٍ. وَكُلُّكُمْ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
yang artinya:
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas apa yang dipimpinnya”.(HR. Bukhari Muslim).

Semoga hadits di atas menyadarkan kita bahwa KITA ADALAH PEMIMPIN, paling pertama kita pimpin adalah diri kita sendiri.

Best Regards, Penulis Muda
Najar Ruddin Nur R

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer