Teknik Riset untuk Bahan Jurnalis
PW KAMMI KALTIMTARA mengundang narasumber bang Tony Hariyadi, S.E. sebagai Kepala Biro Disway Kaltim-Samarinda. Beliau memulai dengan memperkenalkan brand Nomor Satu Kaltim sebagai brand utama untuk informasi dan bisnis yang mengusung akal sehat untuk menyajikan sudut pandang baru dalam memaknai peristiwa dari sisi berbeda. Media ini masih tergabung dalam Disway News Network (DNN) yang dibina oleh Dahlan Iskan.
Selain itu bang Tony juga menyatakan bahwa Hubungan Masyarakat sebagai praktik penyebaran informasi anatara individu atau organisasi. Informasi yang kita sampaikan harus akurat, berimbang, tidak boleh bohong/Hoax. Jika kita tidak mengetahui kejadian yang terjadi, maka kita memberikan jawaban yang elegan, ujar bang Tony.
Lalu bagaimana cara membuat sebuah berita dengan akurat, tentunya dengan rumus 5W+1H (What, Who, Where, Why, When, dan How). Enam poin harus disusun secara struktural dalam berita agar pembaca bisa memahami denganjelas berita yang kita sampaikan. Bang Tony juga menambahkan muatan berita yaitu 1S (Safety), artinya berita kita harus aman dalam dari segala pihak.
Lebih penting lagi, kita harus memahami cara meriset sebuah isu atau kejadian untuk bahan jurnalis yaitu dengan cara mencari bahan yang valid/sah, memiliki -bank data, dan memahami Undang-Undang Wartawan/Jurnalis. Bahan yang sah/valid harus memiliki sumber A1 (informan sesuai dengan bidangnya, Kepala, Wakil, dan Sekretaris Humas). Pemberitaan kita juga harus berimbang dan tidak memihak pada suatukelompok/komunitas tertentu. Bang Tony juga menjelaskan dalam mencari narasumber itu harus sesuai dengan bidang dan masalahnya dengan mewancarai minimal 3 narasumber.
Dunia jurnalis mengenal Kode Etik Jurnalis (KEJ) yang mana sebagai rule dalam pergerakan untuk menghimpun sebuah berita yang aktual. Beberapa poin dijelaskan oleh bang Tony secara satu persatu. Pertama, beritanya harus independen dalam menghasilkan informasi; Kedua, profesional dalam menunjukkan profile diri dan instansi jurnalis agar narasumber memiliki percayaan, Ketiga; RAMAH ANAK artinya tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban kejahatan susila dan tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan; Ke-empat, tidak menyalahkan profesi untuk kepentingan tertentu; Kelima, punya hak tolak oleh narasumber dalam menyampaikan informasi untuk dilindungi identitas informan; Ke-enam, tidak mengandung SARA sehingga menghindari berita prasangka; Ketujuh, media pers juga menerima koreksi jika terdapat kekeliruan dalam menginformasikan berita; Kedelapan, media pers wajib menerima hak jawab dan dilarang menjiplak/plagiasi terhadap berita dari media lain. Hal itu ditegaskan oleh narasumber dalam diskusi agar menghindari plagiasi-plagiasi terhadap sumber berita yang telah dimuat media resmi.
Setelah kita meriset sebuah informasi, saatnya kita publikasi. Bang Tony menyampaikan bahwa dalam mempublikasi hasil riset kita harus baik dan benar serta sesuai apa yang ingin kita sampaikan. Ada 3 jenis informasi yang kita sampaikan ke publik, ujar bang Tony. Diantaranya adalah Straight News berupa berita sederhana yang meyangkut 5W+1H+1S. Selanjutnya, ada yang disebut dengan opini berupa pendapat, ide, atau pikiran untuk menjelaskan kecenderungan terhadap perspektif dan ideologi akan tetapi tidak bersifat objektif dan perlu pengujian terhadap opini tersebut. Terakhir, kita juga mengenal namanya Featur berupa karya jurnalistik bergaya sastra, terutama dari aspek penggunaan bahasa, alur cerita, dan “dramatisasi”. tulisan hasil reportase (peliputan) mengenai suatu objek atau peristiwa yang bersifat memberikan informasi, mendidik, menghibur, meyakinkan, serta menggugah simpati atau empati pembaca. Penulisan ini tidak terikat oleh 5W + 1H dan tidak terikat waktu, jadinya lebih awet.
Regards, Penulis Muda Kaltim
Najar Ruddin Nur R
Komentar
Posting Komentar