Pemuda on the Track

 

Pemuda on the Track

Pemuda Indonesia di era Reformasi telah menyambut Dirgahayu Republik Indonesia ke-75 tahun dalam kondisi yang memiliki banyak potensi. Hal ini terbukti ketika pemilihan presiden 2019, saat itu banyak pemuda yang menjadi penggerak. Tak hanya saat ini sebelum merdeka Indonesia, pemuda juga menjadi penggerak dalam peradaban.

Pemuda on the track dalam memperjuangkan cita-cita Indonesia dengan potensi yang ada, tak hanya itu pemuda harus memiliki keinginan visi yang sama untuk membawa Indonesia Berjaya. Pemuda on the track harus memiliki wawasan yang luas secara global, jangan hanya dalam sekup Indonesia. Kenapa demikian? Karena pemuda menentukan masa depan dunia, khususnya Indonesia.

Indonesia saat ini bisa apa dengan potensi yang ada, semua fasilitas kita punya serta beasiswa yang mendukung untuk melahirkan Indonesia yang kedepannya berwawasan Internasional. Semua jenjang dan bidang sudah ada, tapi apa yang menjadi masalala saat ini?

Indonesia sebagai fasilitator, artinya menyediakan sebuah sarana satu padu dalam bingkai kemerdekaan. Semua elemen sudah bergerak saat ini, tapi masih banyak memiliki banyak kepentingan dalam politik. Pemuda on the track tidak hanyak berpikir untuk politik satu golongan saja, tapi untuk agama dan bangsanya.

Doktrinisasi dalam persiapan pemuda menyambut kemerdekaan yang ke-100 belum ada terbahas apalagi terkait Grand Design besar untuk menjadi peta jalan Indonesia kedepan. Apalagi di tahun 2020 Masehi ini, ada yang tahukah visi misi Indonesia? Jawab sendiri. Terlalu banyak aksi politik di jalan-jalan sehingga kepentingan Republik sangat jauh.

Lalu, pemuda on the track itu memiliki sikap totalitas bukan sikap ganda. Ikhlas berjuang ditengah hiruk pikuk Indonesia dan dia mampu bertahan dalam kondisi apapun seperti para pejuang dalam perang Konstatinopel dan perang Badar. Pemuda on the track memiliki mimpi yang besar dalam menyatukan pemikiran Indonesia ke depan.

Indonesia sebenarnya mampu menjadi Negara adidaya bahkan lebih dari itu, perbaikilah pemuda hari ini dengan segala cara dalam pemuda yang memabangun daerahnya. Orang-orang berilmu sangat banyak di Indonesia, tapi pemuda yang memiliki kesadaran terus menuntut ilmu dalam menyiapkan generasi setelahnya bukan menyiapkan dirinya.

Rata-rata pemuda Indonesia hanya memikirkan dirinya saja, tapa menyiapkan generasi setelahnya. Lihat Rasulullah Saw menyiapkan para pemimpin yang belum berumur 30, para sahabat telah memimpin sebuah wilayah. Nah itu yang harus dicontoh oleh pemuda on the track.

Pemuda on track melanjutkan perjuangan yang sudah ada dan membentuk lingkaran-lingkaran kecil yang mampu menggelindingkan masa social di era 2045 Masehi mendatang. Berbicara masa depan memang tak mudah, tapi mudah untuk menyiapkan generasi sekarang. Tak ada yang salah dengan mipi kita saat ini, mimpi ini sudah ada diberikan dalam sebuah petunjuk oleh Islam.

Zaman boleh berubah, pemuda on the track tetap memiliki karakteristik semangat dalam belajar, mampu berkomunikasi kepada semua pihak dan bahkan mampu memiliki 3-4 bahasa seperti Muhammad Sulthan Al-Fatih. Lihat sosok Erdogan yang kita kenal sebagai Presiden Turky yang cerdas dalam memimpin. Erdogan hanya memiliki pengalaman sulit dalam menjalani hidupnya, bahkan beliau pernah dipenjara oleh pemerintahnya sendiri akibat dari sebuah puisinya.

Pemuda on the track memiliki wawasan yang luas, tak hanya satu guru bahkan tak satu buku kanan dan kiri. Era sekarang harus memahami medan pertempuran dalam pemikiran. Bukan berarti mencapurkan pemikiran kanan dan kiri, minimal pemuda on the track memahami musuh dengan cara berpikirnya.

Pemuda on the track dalam pergerakan selalu menjadi pengarah (Director) dalam menentukan sebuah sudut pandang, baik diambil atau tidak. Pemuda on the track tetap meyakini masa depannya. Tak menghiraukan apa kata orang, yang penting apa kata Allah. Sekalipun terbalik, dia tetap teguh dalam perjuangannya, sedia mengorbankan apa yang dia miliki.

Pemuda on the track itu fokus dengan bidangnya. Jika dia memilih politik. Dia akan isi penuh dengan politik dalam hidupnya. Kenapa? Karena dia sedang mempersiapkan dirinya menjadi politikus yang ulung. Tentunya dengan dasar yang kuat oleh agamanya. Tidak sembarang membentuk dirinya.

Memfokuskan dirinya pada keahlian adalah sebuah pilihan yang tepat. Bergabung dengan gerakan-gerakan internasional sebagai bentuk perjuangan untuk membangun pola piker yang luas. Bekerjasama dengan semua adalah pilihan pemuda untuk membangun negeri ini. Dalam dirinya tidak ada yang namanya musuh, hanya ada  lawan yang baik untuk dijadikan guru.

Gerakan internasional saat ini lagi gencar-gencarnya untuk membangun Negara yang liberal, sekuler, kapitalis dan lain-lain. Karena gerakan ini untuk menjauhkan jati diri pemuda dengan peradaban bangsanya. Gerakan ini harus dibantah dengan gerakan internasional yang setiap negera memiliki tujuan yang sama untuk negaranya.

Pemuda-pemuda berkumpul membahasa kejayaan masing-masing negaranya. Hal lain agar tidak terjadi lagi, pemuda juga harus memahami geo-politik internasional. Tokoh-tokoh Barat telah banyak mempengaruhi gerakan nasional.

Indonesia akan sadar kemudian hari ketika pemimpinnya paham dengan agama dan permasalahan dunia saat ini. Kesejahteraan rakyat tergantung pada pemimpinnya hari ini. Oleh karenanya, memilih pemimpin di Indonesia sangat menentukan masa depan Indonesia ke depannya.

Saya hanya berpesan kepada pemuda seluruh dunia, dimanapun kita berada. Mari kita siapkan diri kita, terus asah kemampuan kita. Jangan berpikir sempit terhadapa permasalahan yang terjadi, tapi tetap asah kemampuan pada satu bidang yang akan memberikan dampak yang luas pada agama dan negaramu.

 

Regards, Penulis Muda Kaltim

Najar Ruddin Nur R

 

 

 

 

 

Komentar

Postingan Populer